Di sini beta taroh Kenan pung penegasan-penegasan dan argumen-argumen. A work in progress. 🙂
Umur Tiga Tahun or So
Beta kerja di Jakarta dan sering kontak melalui Skype. Satu saat, it occurred to him how to meet me in person. Dia bilang, “Papa, adik mau masuk komputer, untuk ketemu papa.”
Umur 4 – 5 Tahun
- Beta: “Adik harus makan buah ya. Ini ada pisang. Harus makan ya?” Kenan: “Kenapa harus makan papa?” Beta: “Adik harus makan karena kalau tidak makan adik tidak sehat. Nanti sakit-sakit.” Kenan: “Monyet makan pisang tidak?” Beta: “Ya, dia makan pisang kalau ada pisang.” Kenan: Ooo… Jadi kita makan pisang seperti monyet supaya sehat, ya? Beta:Â Yaa.. kira-kira seperti itu, sudah.
- Kenan: Nanti kita ke laut kalau tangkap anak ikan, nanti lepas kembali ya? Beta: Kenapa dilepas lagi adik? Kenan: Nanti bapa dan mamanya cari, kasian dong mereka?
- Kenan: Papa, itu bulan apa namanya? Beta: Itu bulan sabit namanya. Kenan: Dia senyum bulannya ya? Beta: Kok begitu? Kenan: Iya, di gambar-gambar kalau begitu namanya senyum.
- Setelah melihat anak bayi: Kenan: Pasti adik bayi itu gak mikir ya, papa? Beta: mungkin. Mungkin juga tidak benar. Tahu darimana kalau adik bayi itu nggak mikir? Kenan: Adik tau aja. Dulu juga adik nggak mikir? Beta (dengan mengingat ajaran Plato 😀 ): Jangan sampe hanya adik yang tidak ingat kalau adik berpikir? Kenan: Pokoknya pasti gak mikir.
- Melihat sebuah bangunan dibongkar. Kenan: Papa, kenapa bangunan itu dibongkar? Beta: Papa nggak tahu. Kenan (dengan nada tidak terima): Kenapa bangunan itu dibongkar? Beta: Papa tidak tahu. Coba kita turun tanya orangnya. Kenan: (Mengulang lagi pertanyaan yang sama dengan nada sedikit terganggu.) Beta: Bapa tidak tahu. Kenan: Katanya sudah besar, tetapi koq tidak tahu? Bagaimana papa ini?
- Kenan: petir itu terbuat dari apa papa? Beta: petir terjadi karena proses listrik dalam awan. Kenan: dimana coloknya? Beta: Ndak colok-colok karena dalam awan sudah ada bahan-bahan untuk bentuk listriknya. Kenan: ooo.. Bagaimana dong dia punya listrik kalau nggak dicolok?
- Kenan makan Bakpao kacang tanah. Setelah dia menyelesaikan semua bagian yang ada isi kacangnya. Dia menyodorkan sisanya ke saya. Kenan: Ini untuk papa. Beta: Adik harus habiskan itu. Kalau berani makan, berarti harus berani habiskan. Kenan: Ndak, ini khan untuk berbagi. Katanya harus berbagi kalau ada makan.
- Kenan: Papa, kenapa bulan itu pindah tempat setiap kali kita pindah tempat? Beta: Dia tidak pindah tempat. Yang pindah tempat itu kita. Sekarang coba berhenti. Dia pindah tempat tidak? Kenan: Dia berhenti. Beta: Jadi yang pindah tepat itu sebenarnya Kenan atau bulan? Kenan: Dua-duanya. (Beta langsung sadar bahwa dilemma yang beta kemukakan, bukan dilemma sama sekali – harus belajar lagi menggunakan perangkat ini)
- Cerita pengantar mau tidur, beta mau cerita tentang Superman. Beta: … Ada satu orang yang bisa pergi dan pulang ke luar angkasa, bulan, dan planet-panet. Namanya Superman. Kenan: (ketawa kuat-kuat)… Kok Superman namanya? Namanya itu Astronot. Cerita yang lain aja deh. Cerita tentang planet-panet aja.
- Pulang jalan-jalan dan lihat pinggiran kali yang longsor yang di atasnya ada rumah orang. Sampai di rumah dia mulai berbicara tentang tanah yang longsor tadi. Kenan: Papa, kenapa yang tadi itu longsor? Beta: Itu karena ada banjir jadi tergerus. Kenan: Karena banjir? Masa sih karena banjir? Beta: Iya tadi malam hujan jadi dia banjir. Kenan: Bagaimana papa ini? Itu bukan karena banjirnya, tetapi memang dia nggak kuat mereka buat penahannya.
- Pulang Sekolah Minggu. Beta: Di sekolah minggu belajar apa? Kenan: Diajar tidak boleh melawan orang tua. Beta: Orang tua itu siapa saja? Kenan: Orang tua itu Oma. Beta: Ya itu orang tua artinya umurnya sudah tua. Kenan punya orang tua siapa? Kenan: Yaaa.. Oma, sih! Beta: Ndak, orang tuanya Kenan itu papa dan mama. Kenan: Ndaaakkkk… Masa belum tua sudah mau disebut tua??